Bersama Al-Qur'an (188)
(إقرأ)
M. Djidin
IAIN Ternate
Membaca ayat qauliyah dan ayat kauniyah. Ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah swt. di dalam Al-Qur’an.
Ayat kauniyah adalah ayat
atau tanda yang wujud di sekeliling yang diciptakan oleh Allah SWT. Ayat kauniyah adalah ayat dalam bentuk benda, kejadian, peristiwa dan lainnya yang ada di sekitar kita, di alam ini.
Bacaan kita hari ini :
Memelihara Fitrah Kesucian
Lahir dalam keadaan suci, bersih tanpa dosa, berada dalam ketauhidan, adalah fitrah kejadian manusia. Manusia sebelum lahir ke bumi sudah diminta persaksiannya oleh Allah seraya berfirman :
أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا
"Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Jiwa-jiwa menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi" (QS. Al-A'raf : 172).
Setelah manusia lahir ke dunia, Rasul saw dan pengikutnya diperintah oleh Allah untuk menjaga fitrah itu dengan sungguh-sungguh dan tulus ikhlas. Ini terekam dalam surah Ar-Rum ayat 30 :
"faaqim wajhaka liddiini haniifan" (Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah). Kata wajah dalam ayat tersebut dimaknai dengan secara total. Dengan menhgadapnya wajah, maka yang lain ikut pula menghadap seperti hati , niat, pikiran, dan anggota badan. Dalam ayat lain manusia berikrar atas perintah Allah "sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku, hanyalah untuk Allah semesta alam (Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillahi rabbil 'aalamiin. QS. Al-A'raf : 162).
Ketaatan seorang hamba kepada Allah, berada di jalan-Nya, tetap istiqamah dalam fitrah kesuciannya selalu dimonitor dan berada dalam pengawasan-Nya. Allah menugaskan dua petugas-Nya (malaikat) di kiri dan kanan untuk mendampingi setiap hamba dalam melaksanakan aktifitasnya. Tidak ada yang bisa disembunyikan oleh manusia. Sekecil apapun perbuatan itu, petugas, pegawai Allah mengetahuinya dan mencatatnya. Ini diabadikan di dalam Al-Qur'an : "Bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu). Mereka yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan" (Wa Inna 'alaikum lahaafizhiin. Kiraaman kaatibiin. Ya'lamuuna maa taf'aluuna (QS. Al-Infithar : 10-12).
Allah Yang Maha Pencipta, Yang Maha Halus, Maha Mengetahui, dalam banyak ayat Al-Qur'an selalu mengingatkan dan mendorong manusia untuk selalu berbuat baik. Peringatan itu tidak mengenal waktu dimulai ketika seseorang baru bangun dari tidur pagi dilanjutkan aktifitas lainnya sampai pagi berikutnya, terus menerus dilakukan sebagai rutinitas. Allah menggugah hati manusia agar berbuat baik dengan mengingat, menyadari bahwa setiap saat Allah selalu mencurahkan kebaikan kepada manusia. Sebelum bangun pagi, Allah sudah menyiapkan udara segar. Melalui panca indera manusia dapat melihat dan merasakan nikmat Allah yang begitu besar. Hal ini terekam dalam surah Al-Baqarah ayat 122 :
اذْكُرُواْ نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ
"Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku Berikan kepadamu".
Dalam ayat lain Allah berfirman : Wa ahsin kamaa ahsanallahu ilaiIka (Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.
QS. Al-Qashas: 77).
Sebagai makhluk yang lemah, seseorang harus bersungguh-sungguh memelihara kesucian dirinya karena manusia dapat berubah karena lingkungannya baik lingkungan keluarga, tetangga, dan bacaannya, dan lain-lain. Sebuah hadis nabi menyebutkan :
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، حَتَّى يُعْرِبَ عَنْهُ لِسَانُهُ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
"Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah hingga ia fasih berbicara, maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi".
Al-Qur'an al-Karim mengingatkan secara tegas bahwa manusia berpeluang melakukan kesalahan, dosa yang berakibat buruk bagi pelakunya karena semua kesalahan dan dosa itu akan dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Bahkan Al-Qur'an mengingatkan tentang dosa berganda, QS. Al-Ankabut ayat 13 :
وَلَيَحْمِلُنَّ أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالًا مَعَ أَثْقَالِهِمْ ۖ وَلَيُسْأَلُنَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَمَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ
Artinya :
Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan beban-beban (dosa yang lain) di samping beban-beban mereka sendiri, dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan.
Ayat tersebut dipahami para ulama mengandung makna ketika orang berbuat dosa termasuk dosa yang dilakukan ummat nabi Muhammad saw berupa dakwah menyebarkan kesesatan, kebohongan baik tentang sesuatu maupun terkait orang lain, maka yang bersangkutan sudah melakukan dosa ganda. Pertama, dosa karena bohong dan kedua dosa karena menyesatkan orang lain. Apabila dosa kebohongan itu diikuti orang lain maka ia pun harus turut bertanggungjawab atasnya.
Dari apa yang dikemukakan mungkin kita bisa berkata bahwa kesucian manusia, tanpa dosa sejak lahir bisa diperjuangkan dan bisa tercemar oleh berbagai kemungkinan baik yang bersifat internal dari manusianya maupun bersifat eksternal disebabkan oleh faktor luar termasuk sebab lingkungan. Kita berharap dan berdoa moga kita semua, teman-teman fb selalu dalam keadaan sehat wal afiat dan diberi kekuatan dan dapat memelihara kesucian, keberagamaan sebagaimana diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya sebagaimana tergambar dalam Al-Qur'an dan hadis, serta kitab-kitab sah lainnya.
آمين يارب العٰلمين
والله اعلم بالصواب
Ternate, Rabu, 11 September 2019
(إقرأ)
M. Djidin
IAIN Ternate
Membaca ayat qauliyah dan ayat kauniyah. Ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah swt. di dalam Al-Qur’an.
Ayat kauniyah adalah ayat
atau tanda yang wujud di sekeliling yang diciptakan oleh Allah SWT. Ayat kauniyah adalah ayat dalam bentuk benda, kejadian, peristiwa dan lainnya yang ada di sekitar kita, di alam ini.
Bacaan kita hari ini :
Memelihara Fitrah Kesucian
Lahir dalam keadaan suci, bersih tanpa dosa, berada dalam ketauhidan, adalah fitrah kejadian manusia. Manusia sebelum lahir ke bumi sudah diminta persaksiannya oleh Allah seraya berfirman :
أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا
"Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Jiwa-jiwa menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi" (QS. Al-A'raf : 172).
Setelah manusia lahir ke dunia, Rasul saw dan pengikutnya diperintah oleh Allah untuk menjaga fitrah itu dengan sungguh-sungguh dan tulus ikhlas. Ini terekam dalam surah Ar-Rum ayat 30 :
"faaqim wajhaka liddiini haniifan" (Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah). Kata wajah dalam ayat tersebut dimaknai dengan secara total. Dengan menhgadapnya wajah, maka yang lain ikut pula menghadap seperti hati , niat, pikiran, dan anggota badan. Dalam ayat lain manusia berikrar atas perintah Allah "sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku, hanyalah untuk Allah semesta alam (Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillahi rabbil 'aalamiin. QS. Al-A'raf : 162).
Ketaatan seorang hamba kepada Allah, berada di jalan-Nya, tetap istiqamah dalam fitrah kesuciannya selalu dimonitor dan berada dalam pengawasan-Nya. Allah menugaskan dua petugas-Nya (malaikat) di kiri dan kanan untuk mendampingi setiap hamba dalam melaksanakan aktifitasnya. Tidak ada yang bisa disembunyikan oleh manusia. Sekecil apapun perbuatan itu, petugas, pegawai Allah mengetahuinya dan mencatatnya. Ini diabadikan di dalam Al-Qur'an : "Bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu). Mereka yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan" (Wa Inna 'alaikum lahaafizhiin. Kiraaman kaatibiin. Ya'lamuuna maa taf'aluuna (QS. Al-Infithar : 10-12).
Allah Yang Maha Pencipta, Yang Maha Halus, Maha Mengetahui, dalam banyak ayat Al-Qur'an selalu mengingatkan dan mendorong manusia untuk selalu berbuat baik. Peringatan itu tidak mengenal waktu dimulai ketika seseorang baru bangun dari tidur pagi dilanjutkan aktifitas lainnya sampai pagi berikutnya, terus menerus dilakukan sebagai rutinitas. Allah menggugah hati manusia agar berbuat baik dengan mengingat, menyadari bahwa setiap saat Allah selalu mencurahkan kebaikan kepada manusia. Sebelum bangun pagi, Allah sudah menyiapkan udara segar. Melalui panca indera manusia dapat melihat dan merasakan nikmat Allah yang begitu besar. Hal ini terekam dalam surah Al-Baqarah ayat 122 :
اذْكُرُواْ نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ
"Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku Berikan kepadamu".
Dalam ayat lain Allah berfirman : Wa ahsin kamaa ahsanallahu ilaiIka (Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.
QS. Al-Qashas: 77).
Sebagai makhluk yang lemah, seseorang harus bersungguh-sungguh memelihara kesucian dirinya karena manusia dapat berubah karena lingkungannya baik lingkungan keluarga, tetangga, dan bacaannya, dan lain-lain. Sebuah hadis nabi menyebutkan :
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، حَتَّى يُعْرِبَ عَنْهُ لِسَانُهُ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
"Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah hingga ia fasih berbicara, maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi".
Al-Qur'an al-Karim mengingatkan secara tegas bahwa manusia berpeluang melakukan kesalahan, dosa yang berakibat buruk bagi pelakunya karena semua kesalahan dan dosa itu akan dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Bahkan Al-Qur'an mengingatkan tentang dosa berganda, QS. Al-Ankabut ayat 13 :
وَلَيَحْمِلُنَّ أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالًا مَعَ أَثْقَالِهِمْ ۖ وَلَيُسْأَلُنَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَمَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ
Artinya :
Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan beban-beban (dosa yang lain) di samping beban-beban mereka sendiri, dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan.
Ayat tersebut dipahami para ulama mengandung makna ketika orang berbuat dosa termasuk dosa yang dilakukan ummat nabi Muhammad saw berupa dakwah menyebarkan kesesatan, kebohongan baik tentang sesuatu maupun terkait orang lain, maka yang bersangkutan sudah melakukan dosa ganda. Pertama, dosa karena bohong dan kedua dosa karena menyesatkan orang lain. Apabila dosa kebohongan itu diikuti orang lain maka ia pun harus turut bertanggungjawab atasnya.
Dari apa yang dikemukakan mungkin kita bisa berkata bahwa kesucian manusia, tanpa dosa sejak lahir bisa diperjuangkan dan bisa tercemar oleh berbagai kemungkinan baik yang bersifat internal dari manusianya maupun bersifat eksternal disebabkan oleh faktor luar termasuk sebab lingkungan. Kita berharap dan berdoa moga kita semua, teman-teman fb selalu dalam keadaan sehat wal afiat dan diberi kekuatan dan dapat memelihara kesucian, keberagamaan sebagaimana diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya sebagaimana tergambar dalam Al-Qur'an dan hadis, serta kitab-kitab sah lainnya.
آمين يارب العٰلمين
والله اعلم بالصواب
Ternate, Rabu, 11 September 2019
Comments
Post a Comment