Bersama Al-Qur'an (187)
(إقرأ)
M. Djidin
IAIN Ternate
Membaca ayat qauliyah dan ayat kauniyah. Ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah swt. di dalam Al-Qur’an.
Ayat kauniyah adalah ayat
atau tanda yang wujud di sekeliling yang diciptakan oleh Allah SWT. Ayat kauniyah adalah ayat dalam bentuk benda, kejadian, peristiwa dan lainnya yang ada di sekitar kita, di alam ini.
Bacaan kita hari ini :
Cahaya yang Menerangi Hati
Dufa-Dufa adalah salah satu kelurahan di kecamatan Ternate Utara, kota Ternate, Propinsi Maluku Utara. Aktifitas warga kelurahan dufa-dufa cukup sibuk. Pasalnya, selain IAIN Ternate, beberapa SMA, SMP, dan SD berada di dufa-dufa, ada juga Pasar yang terletak di pinggir pantai. Pasar tradisional berlantai dua ini lokasinya berada di bibir jalan dan di seblah timur terbentang laut biru yang tampak dari kejauhan beberapa pulau dengan gunung-gunung berdiri kokoh. Kesibukan pasar sudah mulai bergerak sejak pagi hari sampai malam. Para penjual yang menempati dua bangunan utama melayani warga untuk kebutuhan sehari-hari. Di bagian depan gedung pertama memanjang los kuliner khas dan berbagai macam kue tradisional lainnya. Di depan gedung yang kedua terletak di seblah timur, sejumlah penjual ikan menjajakan ikan asap berbagai jenis berhadapan beberapa petak tempat para penjual nasi jaha (makanan tradisional), nasi kuning khas Ternate berisi telur rebus, ikan masak kuah kuning, sambal, abon ikan, dan acar.
Di lantai dua ada beberapa warung makan murah yang setiap jam 7 pagi sudah siap menjamu para pengunjung. Lokasi pasar cukup strategis. Di seblah timurnya ada dua dermaga, pelabuhan kecil. Pertama, dermaga tempat berlabu kapal-kapal kayu ukuran besar. Selain berfungsi mengangkut penumpang antar pulau, kapal-kapal tersebut juga memuat berbagai macam barang komoditi yang akan dipasarkan di dufa-dufa dan beberapa wilayah di kota Ternate.
Dermaga kedua terletak sekitar 250 meter seblah utara dermaga pertama. Dermaga ini dikhususkan untuk penumpang speed boat dari Ternate ke Jailolo pergi pulang. Setiap paginya, pelabuhan ini diserbu para PNS yang berkantor di Jailolo. Ternate - Jailolo memakan waktu sekitar 45-50 menit.
Sekitar 50 meter seblah kiri dari dermaga ini, sebuah bangunan terbuka beratap seng di dalamnya para penjual ikan duduk berjejer dan di depan masing-masing memanjang meja-meja yang di atasnya berbagai jenis ikan, di antaranya ikan komo, ikan cakalang, ikan madadiang, dan jenis ikan lainnya. Para penjual umumnya menjajakan ikannya dari pagi sampai menjelang maghrib.
Hari minggu, 8 September 2019, usai salat subuh, saya bersama istri jalan pagi dan memilih pantai dufa-dufa sebagai tujuan. Tujuan pertama ke dermaga. Pagi itu, buruh-buruh pelabuhan sedang sibuk menurunkan barang jualan milik para penumpang, ada kelapa, pisang, berbagai macam jeruk, ikan kering, dan lain-lain. Sementara para penumpang berasal dari Jailolo, Loloda, Galela tampak mengecheck barang jualannya yang sudah tersusun rapi di lantai beton dermaga. Di samping kiri dan kanan kapal, tampak pula beberapa orang sedang memancing ikan. Jam menunjukkan jam 06 lewat 2 menit, kami jalan ke arah utara, seblah kanan pelabuhan speed boat. Di tempat ini memanjang kursi panjang sekaligus berfungsi sebagai meja berupa tembok setinggi sekitar 40 cm sepanjang sekitar 700 meter. Tempat ini cukup nyaman untuk tempat istirahat, refreshing bagi bukan hanya warga dufa-dufa tetapi juga masyarakat dari kelurahan lain. Mereka berkunjung ke tempat ini terutama di sore hari untuk menikmati berbagai macam gorengan, minuman dan air kelapa muda. Di ujung meja panjang, sebuah taman kecil yang cukup menarik membuat nikmat bagi setiap mata yang memandang. Di pagi hari dan di sore hari terutama di hari minggu, tempat ini menjadi obyek hiburan keluarga, tempat selfi-selfi para pengunjung.
Jalan pagi bersama istri di hari minggu pagi sangat menyenangkan. Selain berolahraga ringan kami juga dapat menikmati indahnya ciptaan Sang Khaliq berupa pemandangan laut dan pulau Halmahera yang masih tertidur tampak dari kejauhan memanjang lebar dari utara ke selatan mulai dari Jailolo sampai ke Sofifi (ibukota Propinsi Maluku Utara). Di seblah kanan pulau Halmahera (dari depan) berdiri kokoh gunung (pulau) Tidore dan pulau Maitara. Suasana pagi terasa sejuk membuat kami betah duduk lebih lama di kursi panjang. Tiba-tiba ibu dari ketiga anak saya berkata kepada saya, "Coba lihat itu A'ba", kata istri sambil menunjuk matahari yang baru beranjak pelan dari tempat terbitnya. Matahari tampak sebesar kelereng berwarna jingga itu menyentuh hati. Mengapa ?. Matahari adalah salah satu ciptaan Allah swt yang tunduk patuh melaksanakan perintah Allah. Allah menundukkan matahari terbit di timur dan terbenam di barat. Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya (QS. Ar-Rahman : 17). Saat matahari baru muncul dari tempat terbitnya di Ternate tetapi di suatu negara ia sudah berada di atas kepala (siang hari), dan di negara lain sudah sore hari. Artinya, cahaya sinar matahari sudah dibagi oleh Allah swt. Ia dibutuhkan oleh semua manusia di bumi ini. Sulit dibayangkan bagaimana nasib makhluk hidup kalau tidak ada cahaya, sinar matahari. Bagaimana kalau di kehidupan di siang hari tanpa matahari, di malam hari tanpa cahaya bintang dan bulan, semua gelap gulita. Tentusaja makhluk hidup tidak akan bertahan lama. Cahaya sebagai penerang adalah kebutuhan utama dalam kehidupan. Dalam Al-Qur'an, cahaya (نور) dapat dimaknai :
1). Bermakna petunjuk. "Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al-Qur'an) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada nur" (QS. Al-Hafid : 9).
2). Bermakna Al-Qur'an. "Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Qur'an) yang telah Kami turunkan" (QS. At-Taghabun : 8).
Dari penjelasan tentang cahaya kita dapat berkata bahwa nur atau cahaya (نور) menurut Al-Qur'an adalah "petunjuk". Al-Qur'an disebut cahaya karena Al-Qur'an berfungsi memberi petunjuk bagi yang membaca dan mengamalkannya. Allah adalah Nur karena Allah Maha Pembimbing, Maha Pemberi Petunjuk. Ungkapan :
Anta syamsun Anta badrun
Anta nurun fawqa nurin
(Engkaulah surya, engkaulah purnama).
(Engkau cahaya di atas cahaya). Ungkapan ini ditujukan kepada nabi Muhammad saw karena beliau laksana surya dalam menyinari hati manusia. Beliau laksana purnama dalam menyingkap kegelapan masa. Di antara para nabi, beliau laksana cahaya di atas cahaya. Singkatnya nabi saw adalah nur, cahaya, pemberi petunjuk yang menerangi hati manusia. Sebagai ummatnya, semoga kita bisa istiqamah menjalankan agama Islam yang dibawanya, semoga kita bisa mendapatkan cahaya, petunjuk Al-Qur'an yang diajarkannya. Dan semoga kita mendapatkan hidayah Allah agar kita menjadi cahaya untuk menerangi pribadi masing-masing dan dapat berbagi cahaya kepada sesama.
Semoga
آمين يارب العٰلمين
والله اعلم بالصواب
Ternate, Senin, 9 September 2019
(إقرأ)
M. Djidin
IAIN Ternate
Membaca ayat qauliyah dan ayat kauniyah. Ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah swt. di dalam Al-Qur’an.
Ayat kauniyah adalah ayat
atau tanda yang wujud di sekeliling yang diciptakan oleh Allah SWT. Ayat kauniyah adalah ayat dalam bentuk benda, kejadian, peristiwa dan lainnya yang ada di sekitar kita, di alam ini.
Bacaan kita hari ini :
Cahaya yang Menerangi Hati
Dufa-Dufa adalah salah satu kelurahan di kecamatan Ternate Utara, kota Ternate, Propinsi Maluku Utara. Aktifitas warga kelurahan dufa-dufa cukup sibuk. Pasalnya, selain IAIN Ternate, beberapa SMA, SMP, dan SD berada di dufa-dufa, ada juga Pasar yang terletak di pinggir pantai. Pasar tradisional berlantai dua ini lokasinya berada di bibir jalan dan di seblah timur terbentang laut biru yang tampak dari kejauhan beberapa pulau dengan gunung-gunung berdiri kokoh. Kesibukan pasar sudah mulai bergerak sejak pagi hari sampai malam. Para penjual yang menempati dua bangunan utama melayani warga untuk kebutuhan sehari-hari. Di bagian depan gedung pertama memanjang los kuliner khas dan berbagai macam kue tradisional lainnya. Di depan gedung yang kedua terletak di seblah timur, sejumlah penjual ikan menjajakan ikan asap berbagai jenis berhadapan beberapa petak tempat para penjual nasi jaha (makanan tradisional), nasi kuning khas Ternate berisi telur rebus, ikan masak kuah kuning, sambal, abon ikan, dan acar.
Di lantai dua ada beberapa warung makan murah yang setiap jam 7 pagi sudah siap menjamu para pengunjung. Lokasi pasar cukup strategis. Di seblah timurnya ada dua dermaga, pelabuhan kecil. Pertama, dermaga tempat berlabu kapal-kapal kayu ukuran besar. Selain berfungsi mengangkut penumpang antar pulau, kapal-kapal tersebut juga memuat berbagai macam barang komoditi yang akan dipasarkan di dufa-dufa dan beberapa wilayah di kota Ternate.
Dermaga kedua terletak sekitar 250 meter seblah utara dermaga pertama. Dermaga ini dikhususkan untuk penumpang speed boat dari Ternate ke Jailolo pergi pulang. Setiap paginya, pelabuhan ini diserbu para PNS yang berkantor di Jailolo. Ternate - Jailolo memakan waktu sekitar 45-50 menit.
Sekitar 50 meter seblah kiri dari dermaga ini, sebuah bangunan terbuka beratap seng di dalamnya para penjual ikan duduk berjejer dan di depan masing-masing memanjang meja-meja yang di atasnya berbagai jenis ikan, di antaranya ikan komo, ikan cakalang, ikan madadiang, dan jenis ikan lainnya. Para penjual umumnya menjajakan ikannya dari pagi sampai menjelang maghrib.
Hari minggu, 8 September 2019, usai salat subuh, saya bersama istri jalan pagi dan memilih pantai dufa-dufa sebagai tujuan. Tujuan pertama ke dermaga. Pagi itu, buruh-buruh pelabuhan sedang sibuk menurunkan barang jualan milik para penumpang, ada kelapa, pisang, berbagai macam jeruk, ikan kering, dan lain-lain. Sementara para penumpang berasal dari Jailolo, Loloda, Galela tampak mengecheck barang jualannya yang sudah tersusun rapi di lantai beton dermaga. Di samping kiri dan kanan kapal, tampak pula beberapa orang sedang memancing ikan. Jam menunjukkan jam 06 lewat 2 menit, kami jalan ke arah utara, seblah kanan pelabuhan speed boat. Di tempat ini memanjang kursi panjang sekaligus berfungsi sebagai meja berupa tembok setinggi sekitar 40 cm sepanjang sekitar 700 meter. Tempat ini cukup nyaman untuk tempat istirahat, refreshing bagi bukan hanya warga dufa-dufa tetapi juga masyarakat dari kelurahan lain. Mereka berkunjung ke tempat ini terutama di sore hari untuk menikmati berbagai macam gorengan, minuman dan air kelapa muda. Di ujung meja panjang, sebuah taman kecil yang cukup menarik membuat nikmat bagi setiap mata yang memandang. Di pagi hari dan di sore hari terutama di hari minggu, tempat ini menjadi obyek hiburan keluarga, tempat selfi-selfi para pengunjung.
Jalan pagi bersama istri di hari minggu pagi sangat menyenangkan. Selain berolahraga ringan kami juga dapat menikmati indahnya ciptaan Sang Khaliq berupa pemandangan laut dan pulau Halmahera yang masih tertidur tampak dari kejauhan memanjang lebar dari utara ke selatan mulai dari Jailolo sampai ke Sofifi (ibukota Propinsi Maluku Utara). Di seblah kanan pulau Halmahera (dari depan) berdiri kokoh gunung (pulau) Tidore dan pulau Maitara. Suasana pagi terasa sejuk membuat kami betah duduk lebih lama di kursi panjang. Tiba-tiba ibu dari ketiga anak saya berkata kepada saya, "Coba lihat itu A'ba", kata istri sambil menunjuk matahari yang baru beranjak pelan dari tempat terbitnya. Matahari tampak sebesar kelereng berwarna jingga itu menyentuh hati. Mengapa ?. Matahari adalah salah satu ciptaan Allah swt yang tunduk patuh melaksanakan perintah Allah. Allah menundukkan matahari terbit di timur dan terbenam di barat. Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya (QS. Ar-Rahman : 17). Saat matahari baru muncul dari tempat terbitnya di Ternate tetapi di suatu negara ia sudah berada di atas kepala (siang hari), dan di negara lain sudah sore hari. Artinya, cahaya sinar matahari sudah dibagi oleh Allah swt. Ia dibutuhkan oleh semua manusia di bumi ini. Sulit dibayangkan bagaimana nasib makhluk hidup kalau tidak ada cahaya, sinar matahari. Bagaimana kalau di kehidupan di siang hari tanpa matahari, di malam hari tanpa cahaya bintang dan bulan, semua gelap gulita. Tentusaja makhluk hidup tidak akan bertahan lama. Cahaya sebagai penerang adalah kebutuhan utama dalam kehidupan. Dalam Al-Qur'an, cahaya (نور) dapat dimaknai :
1). Bermakna petunjuk. "Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al-Qur'an) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada nur" (QS. Al-Hafid : 9).
2). Bermakna Al-Qur'an. "Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Qur'an) yang telah Kami turunkan" (QS. At-Taghabun : 8).
Dari penjelasan tentang cahaya kita dapat berkata bahwa nur atau cahaya (نور) menurut Al-Qur'an adalah "petunjuk". Al-Qur'an disebut cahaya karena Al-Qur'an berfungsi memberi petunjuk bagi yang membaca dan mengamalkannya. Allah adalah Nur karena Allah Maha Pembimbing, Maha Pemberi Petunjuk. Ungkapan :
Anta syamsun Anta badrun
Anta nurun fawqa nurin
(Engkaulah surya, engkaulah purnama).
(Engkau cahaya di atas cahaya). Ungkapan ini ditujukan kepada nabi Muhammad saw karena beliau laksana surya dalam menyinari hati manusia. Beliau laksana purnama dalam menyingkap kegelapan masa. Di antara para nabi, beliau laksana cahaya di atas cahaya. Singkatnya nabi saw adalah nur, cahaya, pemberi petunjuk yang menerangi hati manusia. Sebagai ummatnya, semoga kita bisa istiqamah menjalankan agama Islam yang dibawanya, semoga kita bisa mendapatkan cahaya, petunjuk Al-Qur'an yang diajarkannya. Dan semoga kita mendapatkan hidayah Allah agar kita menjadi cahaya untuk menerangi pribadi masing-masing dan dapat berbagi cahaya kepada sesama.
Semoga
آمين يارب العٰلمين
والله اعلم بالصواب
Ternate, Senin, 9 September 2019
Comments
Post a Comment