Bersama al-Qur'an (179)
(إقرأ)
M. Djidin
IAIN Ternate
Membaca ayat qauliyah dan ayat kauniyah. Ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah swt. di dalam al-Qur’an.
Ayat kauniyah adalah ayat
atau tanda yang wujud di sekeliling yang diciptakan oleh Allah SWT. Ayat kauniyah adalah ayat dalam bentuk benda, kejadian, peristiwa dan lainnya yang ada di sekitar kita, di alam ini.
Bacaan kita hari ini :
Hijrah Tanpa Batas
Kata hijrah selalu menjadi viral saat datangnya tahun baru Islam yang diawali 1 Muharram karena pada tanggal dan bulan yang sama 15 abad yang lalu (kalender Islam), terjadi peristiwa hijrah nabi saw dari Makkah ke Madinah yang kini sudah berada di 1441 H. Hijrah yang awalnya dimaknai secara fisik, perpindahan tempat tetapi setelah penaklukkan kota Makkah tidak ada lagi hijrah fisik kemudian kata hijrah dipahami secara maknawi yaitu hijrah dari perilaku negatif ke perilaku positif, hijrah meninggalkan semua perbuatan yang dilarang oleh Islam. Hadis riwayat Imam Bukhari menjelaskan :
المهاجر من هجر مانهى الله عنه
Orang yang berhijrah adalah orang berhijrah meninggalkan apa yang dilarang Allah swt.
Dalam Alquran pada Surah al-Baqarah ayat 218 menginformasikan tentang perintah hijrah :
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dalam ayat yang lain pada Surah at-Taubah ayat 20 :
الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
Artinya :
Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.
Pada kedua ayat tersebut kata hijrah (hajara) diapit oleh kata iman dan kata jihad (jaahaduu). Iman adalah sebuah kepercayaan, pengakuan, keyakinan yang dibenarkan oleh hati diakui oleh lisan dan dibuktikan oleh amal perbuatan yang nyata. Jadi, penyebutan orang beriman kepada Allah tidak cukup hanya melalui pengakuan hati dan lisan, tetapi juga ada pembuktian melalui perbuatan nyata. Bukti itu dalam bentuk pengamalan kandungan Alquran, hadis sahih seperti melaksanakan ibadah salat, menghormati orang tua, dan lain-lain. Sedang kata jihad oleh sebahagian ahli tafsir dimaknai dengan berjuang dan berusaha keras, melawan kemalasan, kebodohan, menentang penindasan, iri hati, dengki, dan hal-hal buruk lainnya. Bahkan melayani orang tua secara tulus juga termasuk jihad. Hadis nabi saw yang diriwayatkan oleh Bukhari menyebutkan :
قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُجَاهِدُ قَالَ لَكَ أَبَوَانِ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ
Artinya :
Ada seorang laki-laki bertanya pada Rasul saw. Dapatkah aku pergi berjihad? Rasul menjawab “Apakah engkau memiliki orang tua?”, “ya” jawab lelaki itu, Rasulullah menjawab, “Maka berjihadlah dengan melayani keduanya”.
Kata iman dan kata jihad yang bergandengan dengan kata hijrah sebagaimana yang ditunjukkan oleh ayat, oleh ulama dimaknai bahwa kata hijrah itu bermakna luas. Orang yang berhijrah dilandasi oleh iman. Iman sebagai penunjuk jalan yang akan mengarahkan. Iman bagai sopir atau driver sebuah kendaraan beroda empat. Melalui iman kendaraan akan selalu mengikuti rambu-rambu jalan sehingga hijrahnya selalu sejalan dengan norma agama, sesuai petunjuk Alquran. Orang yang berhijrah membutuhkan perjuangan, usaha keras, usaha sungguh-sungguh. Hijrah sebagai sebuah perubahan kepada yang lebih baik tidak akan dicapai tanpa usaha yang sungguh-sungguh, usaha yang dilandasi iman, ketulusan.
Dari apa yang dikemukakan mungkin kita dapat berkata bahwa berhijrah di jalan Allah adalah tanpa batas. Artinya, kita bisa berhijrah setiap saat, di manapun. Kita berhijrah menjadi lebih baik. Hati berhijrah, lisan berhijrah, dan amal perbuatan berhijrah. Semuanya dihijrahkan menjadi lebih baik.
Saudara-saudara kita, sahabat-sahabat fb yang baru melaksanakan pernikahan, meninggalkan kesendirian berhijrah untuk membangun keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, sahabat, keluarga kita yang baru meninggalkan gelar magister dan berhasil hijrah meraih gelar doktor. Demikian juga bagi sahabat-sahabat lainnya yang telah berhasil berhijrah dalam bentuk yang lain, kita doakan agar hijrah yang dijalani diridhahi Allah swt dan selalu memberi manfaat untuk kemaslahatan. Aamiin YRA.
Kepada Allah swt kita bermohon semoga di tahun baru 1441 H ini, kita selalu diberi kekuatan lahir dan batin, diberi hidayah untuk mengisi kehidupan ini dengan ibadah yang lebih baik dan berkualitas baik terkait komunikasi kita dengan sesama, kepada lingkungan dan komunikasi kita kepada Sang Khaliq, Allah swt.
آمين يارب العٰلمين
والله اعلم بالصواب
Ternate, Ahad, 1 September 2019
(إقرأ)
M. Djidin
IAIN Ternate
Membaca ayat qauliyah dan ayat kauniyah. Ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah swt. di dalam al-Qur’an.
Ayat kauniyah adalah ayat
atau tanda yang wujud di sekeliling yang diciptakan oleh Allah SWT. Ayat kauniyah adalah ayat dalam bentuk benda, kejadian, peristiwa dan lainnya yang ada di sekitar kita, di alam ini.
Bacaan kita hari ini :
Hijrah Tanpa Batas
Kata hijrah selalu menjadi viral saat datangnya tahun baru Islam yang diawali 1 Muharram karena pada tanggal dan bulan yang sama 15 abad yang lalu (kalender Islam), terjadi peristiwa hijrah nabi saw dari Makkah ke Madinah yang kini sudah berada di 1441 H. Hijrah yang awalnya dimaknai secara fisik, perpindahan tempat tetapi setelah penaklukkan kota Makkah tidak ada lagi hijrah fisik kemudian kata hijrah dipahami secara maknawi yaitu hijrah dari perilaku negatif ke perilaku positif, hijrah meninggalkan semua perbuatan yang dilarang oleh Islam. Hadis riwayat Imam Bukhari menjelaskan :
المهاجر من هجر مانهى الله عنه
Orang yang berhijrah adalah orang berhijrah meninggalkan apa yang dilarang Allah swt.
Dalam Alquran pada Surah al-Baqarah ayat 218 menginformasikan tentang perintah hijrah :
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dalam ayat yang lain pada Surah at-Taubah ayat 20 :
الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
Artinya :
Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.
Pada kedua ayat tersebut kata hijrah (hajara) diapit oleh kata iman dan kata jihad (jaahaduu). Iman adalah sebuah kepercayaan, pengakuan, keyakinan yang dibenarkan oleh hati diakui oleh lisan dan dibuktikan oleh amal perbuatan yang nyata. Jadi, penyebutan orang beriman kepada Allah tidak cukup hanya melalui pengakuan hati dan lisan, tetapi juga ada pembuktian melalui perbuatan nyata. Bukti itu dalam bentuk pengamalan kandungan Alquran, hadis sahih seperti melaksanakan ibadah salat, menghormati orang tua, dan lain-lain. Sedang kata jihad oleh sebahagian ahli tafsir dimaknai dengan berjuang dan berusaha keras, melawan kemalasan, kebodohan, menentang penindasan, iri hati, dengki, dan hal-hal buruk lainnya. Bahkan melayani orang tua secara tulus juga termasuk jihad. Hadis nabi saw yang diriwayatkan oleh Bukhari menyebutkan :
قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُجَاهِدُ قَالَ لَكَ أَبَوَانِ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ
Artinya :
Ada seorang laki-laki bertanya pada Rasul saw. Dapatkah aku pergi berjihad? Rasul menjawab “Apakah engkau memiliki orang tua?”, “ya” jawab lelaki itu, Rasulullah menjawab, “Maka berjihadlah dengan melayani keduanya”.
Kata iman dan kata jihad yang bergandengan dengan kata hijrah sebagaimana yang ditunjukkan oleh ayat, oleh ulama dimaknai bahwa kata hijrah itu bermakna luas. Orang yang berhijrah dilandasi oleh iman. Iman sebagai penunjuk jalan yang akan mengarahkan. Iman bagai sopir atau driver sebuah kendaraan beroda empat. Melalui iman kendaraan akan selalu mengikuti rambu-rambu jalan sehingga hijrahnya selalu sejalan dengan norma agama, sesuai petunjuk Alquran. Orang yang berhijrah membutuhkan perjuangan, usaha keras, usaha sungguh-sungguh. Hijrah sebagai sebuah perubahan kepada yang lebih baik tidak akan dicapai tanpa usaha yang sungguh-sungguh, usaha yang dilandasi iman, ketulusan.
Dari apa yang dikemukakan mungkin kita dapat berkata bahwa berhijrah di jalan Allah adalah tanpa batas. Artinya, kita bisa berhijrah setiap saat, di manapun. Kita berhijrah menjadi lebih baik. Hati berhijrah, lisan berhijrah, dan amal perbuatan berhijrah. Semuanya dihijrahkan menjadi lebih baik.
Saudara-saudara kita, sahabat-sahabat fb yang baru melaksanakan pernikahan, meninggalkan kesendirian berhijrah untuk membangun keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, sahabat, keluarga kita yang baru meninggalkan gelar magister dan berhasil hijrah meraih gelar doktor. Demikian juga bagi sahabat-sahabat lainnya yang telah berhasil berhijrah dalam bentuk yang lain, kita doakan agar hijrah yang dijalani diridhahi Allah swt dan selalu memberi manfaat untuk kemaslahatan. Aamiin YRA.
Kepada Allah swt kita bermohon semoga di tahun baru 1441 H ini, kita selalu diberi kekuatan lahir dan batin, diberi hidayah untuk mengisi kehidupan ini dengan ibadah yang lebih baik dan berkualitas baik terkait komunikasi kita dengan sesama, kepada lingkungan dan komunikasi kita kepada Sang Khaliq, Allah swt.
آمين يارب العٰلمين
والله اعلم بالصواب
Ternate, Ahad, 1 September 2019
Comments
Post a Comment