Skip to main content

Blog authors

My photo
M. Djidin
M. Djidin Dahlan lahir di Mandar, SULBAR, 02 Juni 1955. SD, PGAN 4 Th di Tinambung. SPIAIN, S1 dan S2 di Makassar, S3 di Jakarta. Di Makassar, kuliah di ABA (Bhs. Inggris ), mengajar di Lembaga Bhs IAIN, UMI, MAN, SMP, SMA Nahdiyat, SMP, SMA Trisakti, magang Wartawan Pedoman Rakyat. Juga, aktif ceramah dan khuthbah Jumat. Belajar tasauf di Majlis Ta'lim Habib Abubakar Hasan al-Attas. Bimbingan akhlak tasauf dari ARG. Prof. Dr. KH. Sahabuddin, mendampingi beliau bersafari dakwah ke jamaah Qadiriyah Mandar. Di Makassar, M. Djidin juga berguru kepada KH. Mustari, K. Mursalin Saleh, KH. Hafidz, KH. Muhammad Nur, KH. Abd. Qadir, MA. Mengikuti pengajian KH. Ali Ba'bud, KH. Sanusi Baco, KH. Muchtar Husain. Di Mandar, mengikuti pengajian dan dakwah keliling Annangguru KH. Muh. Saleh, belajar pd Annangguru Hafil, Annangguru Imam Sawang, Guru Ka'do, Pak Jurairi, M. Saleh, Sitti Awi, Pua Pasing. Pengalaman luar negeri, 2007, 4 bulan belajar tafsir di Mesir. 2011, Rajab - ramadhan belajar di Ummul Qura' University, Makkah. Pengalaman jabatan di IAIN Ternate, Ketua Prodi B. Arab, Kajur Tarbiyah, Kajur Adab, Dekan
Bersama al-Qur'an (175)
‎(إقرأ)

M. Djidin
IAIN Ternate

Membaca ayat qauliyah dan ayat kauniyah. Ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah swt. di dalam al-Qur’an.
Ayat kauniyah adalah ayat
atau tanda yang wujud di sekeliling yang diciptakan oleh Allah SWT. Ayat kauniyah adalah ayat dalam bentuk benda, kejadian, peristiwa dan lainnya yang ada di sekitar kita, di alam ini.
Bacaan kita hari ini :

Jihad dan Sabar :
Model Tukang Cukur (pangkas rambut)

Saya pikir tidak banyak yang akan tertarik membaca tulisan ini, tetapi bukan itu poinnya. Saya setuju pernyataan bahwa berbagi itu harus ikhlas, tidak mengharap kecuali ridha Allah swt. Berbagi lewat tulisan sama dengan sedang naik sepeda. Jika berhenti akan jatuh. Jadi, jika tidak mau jatuh, berbagilah terus kebaikan apa saja yang bisa dibagi selama hal itu bisa bermanfaat.

Di Ternate, Maluku Utara, tukang cukur (pangkas rambut) berasal dari berbagai daerah. Ada yang dari Ternate, Ambon, dan tampak lebih didominasi oleh orang Madura. Jam kerja biasanya dibuka jam 08.00 pagi sampai jam 21.00 dan ada yang sampai jam 22.00 malam. Awalnya, saya berlangganan tukang cukur tertentu tetapi karena rambutnya sudah tidak bisa dibentuk, rambut tipis, saya pikir semua tukang cukur bisa menyesuaikan dengan kondisi rambut saya. Karena itu, saya potong rambut (dicukur) di mana saja. Di Ternate cukup banyak tukang cukur dari tradisional sampai modern (fasilitas lebih baik) tersebar di mana-mana, mulai dari ruko menggunakan ruang terbuka pakai kipas angin sampai yang menggunakan tempat khusus tertutup full AC, bahkan ada tukang cukur yang mengunjungi pelanggan.

Saya sering ngobrol dengan mereka saat saya sedang di tempat cukur. Topik pembicaraan tidak tematis, berjalan seperti air. Terkadang berbicara tentang keluarga, jumlah anak, pendidikannya, asal dari mana, sudah berapa lama menekuni pekerjaannya, tentang langganan, selera langganan, dan seterusnya. Sebelum bertanya saya lihat dulu orangnya, tipenya seperti apa. Jadi pertanyaan tetap menyesuaikan dengan kondisi, pribadi tukang cukur.

Mengapa saya bertanya karena di sana ada banyak pengetahuan, banyak pengalaman yang tentu akan ada manfaatnya bagi orang lain. Hasil pengamatan dan bincang-bincang saya dengan mereka, betul ada yang menarik dan itulah yang mendorong saya untuk berbagi di ruang ini, bersama al-Qur'an tentang ayat qauliyah dan ayat kauniyah.

Pertama, jihad. Jihad dalam perspektif al-Qur'an adalah bersungguh-sungguh dalam beragama. Bisa bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu, melawan kebodohan, kemalasan, bersungguh-sungguh melaksanakan haji. Bisa juga bersungguh-sungguh menginfakkan harta di jalan Allah, bersungguh-sungguh mencari rezeki yang halal, dan hal-hal yang positif lainnya.
Al-Qur'an pada Surah al-'Ankabut ayat 6 :

وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

Artinya :
Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
Di antara ahli tafsir ada yang memaknai jihad dalam ayat tersebut adalah bersungguh-sungguh dalam beribadah dan melakukan perbuatan baik lainnya.

Kedua, sabar. Sabar dalam perspektif al-Qur'an dapat dimaknai kemampuan mengendalikan diri ketika menghadapi ujian, cobaan, masalah, menahan diri dari kegelisahan, menahan diri untuk mencapai sesuatu yang lebih baik, selalu merasa kuat dalam keadaan sempit.
Al-Qur'an pada Surah al-Baqarah ayat 177 :

 وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

Artinya :
Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Jihad dan sabar ada pada tukang cukur. Demi menghidupi keluarga, rela meninggalkan istri dan anak-anaknya berminggu-minggu, ada yang berbulan-bulan bahkan ada yang sampai setahun untuk mencari rezeki halal. Hal ini terutama dirasakan oleh mereka yang berasal dari luar Ternate termasuk dari Madura. Khusus yang ada di Ternate, sering meninggalkan tempat kerja pada jam-jam tertentu untuk mengantar istri ke pasar, mengantar jemput anak-anak sekolah. Sifat pelanggan variatif. Di tempat tradisional atau di barbershop biasanya ada beberapa tukang cukur. Para pelanggan ada yang siap dipotong rambutnya oleh siapa saja tetapi ada yang tidak, mereka merasa cocok dengan tukang cukur tertentu. Kedatangan pelanggan juga tidak selalu banyak. Kadang sedikit terutama di akhir bulan. Namun bagi tukang cukur semua itu tidak ada masalah. Mereka hadapi semua dengan sabar, mereka selalu kuat ketika pelanggan sepi, tidak ada kegelisahan dan keluh kesah.  Semua disandarkan kepada Allah swt. Satu hal yang pasti bagi mereka bahwa jatah rezeki sudah dibagi rata oleh Allah swt Yang Maha Adil.

Setiap orang siapapun ia semua memiliki mimpi dan cita-cita. Tidak ada keberhasilan tanpa usaha dan perjuangan. Setiap perjuangan tidak selalu mulus. Ada halangan dan rintangan. Semuanya harus dihadapi dengan kesabaran. Berusaha sungguh-sungguh dan sabar adalah kunci keberhasilan. Kalau ingin berhasil berusahalah dengan ikhlas dan bersabarlah. Kalau belum berhasil dalam satu hal boleh jadi dapat berhasil pada hal yang lain.
Semoga kita termasuk orang yang berusaha yang sungguh-sungguh dengan ikhlas dan bersabar dengan ikhlas dan meraih mimpi penuh berkah.

آمين يارب العٰلمين
والله اعلم بالصواب

Ternate, Rabu, 28 Agustus 2019

Comments

Popular posts from this blog

Bersama al-Qur'an (3) اقرأ Bacalah Hati Bacalah Uttaran Perintah membaca, menelaah yang direkomendasikan ayat pertama surah al'Alaq yang diawali kata Iqra' sebagaimana penjelasan (Bersama al-Qur'an (1) obyeknya boleh tertulis dan tidak tertulis. Artinya, kita juga diperintahkan membaca hati dan membaca hasil karya seseorang yang kemudian bisa dibaca melalui dialog dan gambar ditayangkan oleh stasiun TV. Hati Al-Qur'an (Surah Yunus: 57) menyebutkan bahwa al-Qur'an adalah obat yang terdapat dalam dada (hati). Ayat ini dapat dimaknai bahwa wahyu Allah (al-Qur'an) berfungsi menyembuhkan penyakit-penyakit dengki, sombong dan lain-lain termasuk dendam. M.Quraish Shihab menyebutkan bahwa hati adalah wadah yang menampung rasa cinta dan benci, berkehendak dan menolak. Hati juga mampu melahirkan ketenangan dan kegelisahan. Kita mungkin dapat berkata bahwa hati adalah sesuatu yang sangat penting yang ada pada diri manusia. Mengapa? Jawabannya kalau diibaratka
Bersama al-Qur'an (79) M. Djidin IAIN Ternate Bacalah (إقرأ) "Membaca Ayat Qauliyah dan Ayat Kauniyah". Ayat Qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah swt. di dalam al-Qur’an. Sedangkan Ayat Kauniyah adalah ayat atau tanda yang tampak di sekeliling yang diciptakan oleh Sang Khaliq, Allah swt. Ayat-ayat kauniyah bisa dalam bentuk benda, kejadian, peristiwa dan ciptaan Allah SWT lainnya yang ada di dalam alam ini. Bacaan kita yang ke-79 ini adalah ayat kauniyah. Sebagaimana biasanya, ayat-ayat qauliyah menjadi penjelas. "Siksa yang amat berat" dan "Kasih Sayang" Mungkin masih tersimpan dalam memori betapa besar cobaan yang menimpa masyarakat Palu, Donggala, dan Sigi dengan terjadinya gempa dan tsunami, sepuluh hari lalu, 28 September 2018. Banyak warga yang kehilangan tempat tinggal, kehilangan kendaraan, kehilangan orangtua, kehilangan anak, bahkan menurut berita Minggu, 07 Oktober 2018, jumlah yang sudah ditemukan meninggal du
Bersama Al-Qur'an (197) ‎(إقرأ) M. Djidin IAIN Ternate Membaca ayat qauliyah dan ayat kauniyah. Ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah swt. di dalam Al-Qur’an. Ayat kauniyah adalah ayat atau tanda yang wujud di sekeliling yang diciptakan oleh Allah SWT. Ayat kauniyah adalah ayat dalam bentuk benda, kejadian, peristiwa dan lainnya yang ada di sekitar kita, di alam ini. Bacaan kita hari ini : Menghidupkan Orang Mati : Perumpamaan QS. Al-A'raf : 57 Perumpamaan yang digambarkan Al-Qur'an yang tersebar dalam banyak ayatnya adalah salah satu cara Al-Qur'an mengedukasi agar manusia yang beriman dapat menjadikan sebagai pelajaran. Bacaan kita kali ini ayat qauliyah tentang tanah tandus, kering yang mati lalu mengeluarkan tanaman dan tumbuhan sebuah perumpamaan mengeluarkan orang mati dari dalam kubur dalam keadaan hidup. Hal ini diinformasikan Al-Qur'an pada surah al-A'raf ayat 57 : وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَ