Bersama al-Qur'an (58)
Bacalah (إقرأ)
"Membaca Ayat Qauliyah dan Ayat Kauniyah".
Ayat Qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah swt. di dalam al-Qur’an. Sedangkan Ayat Kauniyah adalah ayat atau tanda yang tampak di sekeliling yang diciptakan oleh Sang Khaliq, Allah swt. Ayat-ayat kauniyah bisa dalam bentuk benda, kejadian, peristiwa dan ciptaan Allah SWT lainnya yang ada di dalam alam ini.
Ayat Qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah swt. di dalam al-Qur’an. Sedangkan Ayat Kauniyah adalah ayat atau tanda yang tampak di sekeliling yang diciptakan oleh Sang Khaliq, Allah swt. Ayat-ayat kauniyah bisa dalam bentuk benda, kejadian, peristiwa dan ciptaan Allah SWT lainnya yang ada di dalam alam ini.
Kisah Nyata :
"Ketulusan Hati Anak yang Terbuang"
"Ketulusan Hati Anak yang Terbuang"
Drama keluarga ini ditayangkan Indosiar, Sabtu, 27 Januari 2018.
Alur Cerita
Sebuah keluarga (Papi dan Mami, suami istri) tinggal di sebuah rumah yang besar, sebuah mobil sedang terparkir di garasi dengan halaman rumah yang luas yang di sekelilingnya pot-pot bunga berisi kembang aneka warna. Keluarga ini walau hidup sejahtera tetapi belum punya anak, padahal usia perkawinannya sudah masuk lima tahun. Untuk menutupi kesunyian tinggal berdua di rumah, Papi dan Mami mengadopsi seorang anak laki-laki di sebuah panti asuhan. Anak angkat itu kemudian diberi nama Alif. Setahun kemudian, Mami melahirkan bayi laki-laki dan tahun berikutnya melahirkan bayi perempuan. Laki-laki diberi nama Didit dan yang perempuan bernama Lala. Papi dan Mami kini tidak sepi lagi, mereka sudah ditemani dua anak kandung (Didit dan Lala) dan satu anak angkat (Alif).
Curahan kasih sayang yang sebelumnya hanya tertuju kepada Alif, kini sudah terbagi. Namun kasih sayang kepada Alif lambat laun pudar setelah kelahiran Didit dan Lala.
Saat Didit dan Lala sudah berusia beberapa tahun, perlakuan Papi dan Mami terhadap anak-anaknya mulai terlihat diskriminatif. Kalau beli pakaian, Didit dan Lala dapat baju yang mahal sedang Alif hanya dibelikan baju murahan. Selain itu, Didit dan Lala disekolahkan di sekolah favorit sedang Alif sekolah di sekolah biasa. Didit dan Lala sangat dimanja Papi dan Mami sedang Alif dibiarkan mandiri.
Tahun berganti tahun, akhirnya, Alif, Didit, dan Lala menyelesaikan studinya di SMA masing-masing. Usai menerima Rapor, Alif bergegas pulang dan saat tiba di rumah dengan sangat gembira lalu memperlihatkan nilai dari hasil belajarnya kepada Papi dan Mami yang sedang duduk di ruang tamu. Alif berharap dengan prestasi rangking pertama yang diraihnya, bapaknya senang dan bersedia membiayai sekolah Alif ke Perguruan Tinggi (PT). "Alif !, Papi dan Mami ingin memberitahumu sesuatu yang sangat penting", kata Papi kepada Alif. Kemudian Papi melanjutkan, "Alif !, sebenarnya, kamu bukan anak kandung kami, kamu kami ambil dari panti asuhan karena waktu itu kami belum punya anak. Jadi, kami tidak bisa membiayaimu untuk melanjutkan ke PT. Kalau kamu mau lanjut kamu harus kerja, cari uang, menabung untuk biaya sekolahmu nanti", kata Papi kepada Alif. Mendengar penjelasan Papi, Alif sangat terkejut dan berusaha menyembunyikan kekecewaannya, karena ternyata bukan anak kandung. "Papi, Mami"!, walau saya bukan anak kandung Papi dan Mami tetapi saya tetap menganggap Papi dan Mami sebagai orangtua saya dan akan tetap menghormati Papi dan Mami", Jawab Alif merespon penjelasan Papi. Ketika Didit dan Lala tahu kalau Alif bukan saudara kandungnya. saat itulah kakak beradik ini mulai melecehkan dan menghina Alif.
Kalau Alif tidak dibiayai masuk ke PT, Didit dan Lala, uang SPPnya sudah disiap kan oleh Orangtuanya. Keduanya kemudian kuliah.
Didit ketika kuliah berkenalan dengan seorang perempuan, anak seorang pengusaha sukses. Perempuan itu kemudian menjadi istrinya. Setelah mertua meninggal, Didit kemudian menjadi direktur perusahaan yang ditinggalkan mertuanya. Namun, kemudian bangkrut. Rumahnya disita. Didit bersama istri kemudian tinggal di rumah kontrakan. Ia bingung memikirkan bagaimana mendapatkan modal usaha.
Lala, adik Didit juga kawin dengan seorang pengusaha. Senasib dengan kakaknya, Didit, perusahaan suami Lala juga bangkrut. Rumah dijual dan tinggal di rumah kos. Lala bingung memikirkan bagaimana agar suaminya bisa bekerja lagi.
Dalam kebingungan, Didit dan Lala sepakat mendatangi orangtuanya menuntut warisan. Didit dan Lala meminta agar mobil dan rumah Papi dijual. Dengan hasil penjualan itu, Didit dan Lala membeli rumah dan sisanya dijadikan modal usaha. Papi dan Mami karena tidak punya tempat tinggal, terpaksa tinggal di rumah anak-anaknya. Malam ini di rumah Didit malam berikutnya di rumah Lala. Demikian seterusnya sampai beberapa bulan. Tetapi, alangkah menderitanya Papi dan Mami karena di rumah anak-anaknya diperlakukan sebagai pembantu, mencuci piring, mengepel. Mami dan Papi sudah tidak tahan lagi tinggal serumah anak-anaknya. Saat Papi terjatuh di kamar saat sedang mengepel, mulutnya komat kamit pertanda bahwa Papi stroke. Tidak berpikir panjang, Mami menjual sisa-sisa emas, kalung, gelang yang masih dimiliki, lalu mengontrak sebuah rumah kecil. Untuk melanjutkan hidup, Mami menjual kue dijajakan ke tetangga sampai ke jalan-jalan.
Sementara Didit semakin terpuruk, selain tidak punya pekerjaan, uangnya sudah habis, ia juga ditinggalkan oleh istrinya.
Lala juga sangat menderita. Suaminya meninggal, ia juga tidak punya uang. Akhirnya, Didit dan adiknya, Lala, jadi pengemis jalanan.
Lala juga sangat menderita. Suaminya meninggal, ia juga tidak punya uang. Akhirnya, Didit dan adiknya, Lala, jadi pengemis jalanan.
Berbeda 180 derajat dengan adik-adik angkatnya. Alif sebagai anak yang baik, cerdas, dan mandiri, karena ingin melanjutkan studi ke PT, ia mendaftar ojek online dan diterima. Sambil ngojek, Alif mendaftar ke salah satu PT, dan karena ia dianggap berprestasi, maka ia memperoleh bea siswa dari pihak lembaga.
Suatu hari, Alif, dalam perjalanan pulang ke rumah, ia tertabrak. Alif langsung jatuh bersamaan dengan motornya. Kaki kiri Alif tertindis ban belakang sambil berteriak minta tolong. Kebetulan, di sekitar tempat Alif jatuh ada seorang tuna netra, berwajah cantik dan mengenakan jilbab jaman now. Ia pun segera membantu Alif. Alif sangat berterimakasih dan tidak pernah habis pikir, yang menolongnya adalah seorang perempuan, tuna netra lagi. Alif setiap pulang kuliah selalu membayangkan wajah dan kebaikan perempuan yang sudah menolongnya. Suatu hari ia sengaja datang ke rumah si tuna netra. Masih di depan pintu, Alif mendengar suara seorang ibu yang sedang membaca al-Qur'an dengan sangat fasih. Alif melihat ke dalam lewat lubang di salah satu sudut jendela. Ternyata, suara itu adalah suara perempuan yang sudah menolongnya.
Alif mengurungkan niat untuk masuk ke dalam rumah, tetapi keesokan harinya ia datang lagi. Waktu itu, si tuna netra baru saja kembali dari memulung. Sebelum masuk rumah, ia menjemput bayinya yang sedang dititip di tetangga.
Alif melihat langsung kerja keras si tuna netra. "Ibu !, ibu sudah punya anak" ? Tanya Alif kepada perempuan buta yang duduk di kursi di depannya. "Iya, betul mas, saya sudah punya anak, tetapi suami saya sudah meninggal", jawabnya. Karena itu saya memulung agar saya bisa menghidupi anak saya, lanjutnya. Mendengar semua itu, Alif semakin ingin dekat kepada ibu janda satu anak itu, bahkan berniat untuk mengawininya. Alif kemudian kembali ke rumah dan menyampaikan niatnya kepada orangtua angkatnya. Papi dan Mami tidak setuju. "Kalau kamu kawin dengan perempuan buta itu, kamu tidak boleh tinggal di rumah bersama Papi dan Mami. Kawin dengan orang buta adalah aib, memalukan", kata Papi kepada Alif. Karena Alif menganggap pilihannya sudah tepat, Alifpun minta maaf kepada Papi dan Mami dan pamit. Akhirnya, Alif mengawini si perempuan buta. Selama berumah tangga, rezeki Alif selalu bertambah. Puncaknya, saat ia ditawari bekerja di perusahaan asing. Alif kemudian membeli rumah mewah, mobil mewah dan membangun sebuah panti asuhan. Sejak menjadi orang kaya, Alif sangat merindukan orangtua angkatnya. Ia ingin membalas kebaikan-kebaikan yang sudah menyekolahkannya sampai tamat SMA. Akhirnya, Ia pun ketemu Ibu dan bapak angkatnya. Dengan segala hormat, Alif meminta agar keduanya bersedia tinggal bersamanya. Istri Alif, si tuna netra cantik dan salehah juga menyampaikan kebahagiaannya bisa bersama mertua. Dua hari kemudian, tanpa disengaja, saat Alif sedang mengendarai mobilnya, Ia melihat kedua adiknya sedang istirahat, duduk melantai di samping mobil rusak di pinggir jalan. Alif segera turun. Setelah menyapa, Alif dengan sopan mengajak Didit dan Lala tinggal di rumahnya. "Didit dan Lala, kamu menderita seperti ini karena kamu jahat, kamu durhaka kepada orangtua kita", kata Alif menasihati kedua adiknya. Sekarang naik ke mobil dan segera mohon maaf kepada Orangtua kita yang sedang menunggu.
Alif berhasil menyatukan keluarga. Alif kemudian membantu Didit dan Lala menjadi pengusaha sukses. Mereka hidup bahagia. The End.
Alif melihat langsung kerja keras si tuna netra. "Ibu !, ibu sudah punya anak" ? Tanya Alif kepada perempuan buta yang duduk di kursi di depannya. "Iya, betul mas, saya sudah punya anak, tetapi suami saya sudah meninggal", jawabnya. Karena itu saya memulung agar saya bisa menghidupi anak saya, lanjutnya. Mendengar semua itu, Alif semakin ingin dekat kepada ibu janda satu anak itu, bahkan berniat untuk mengawininya. Alif kemudian kembali ke rumah dan menyampaikan niatnya kepada orangtua angkatnya. Papi dan Mami tidak setuju. "Kalau kamu kawin dengan perempuan buta itu, kamu tidak boleh tinggal di rumah bersama Papi dan Mami. Kawin dengan orang buta adalah aib, memalukan", kata Papi kepada Alif. Karena Alif menganggap pilihannya sudah tepat, Alifpun minta maaf kepada Papi dan Mami dan pamit. Akhirnya, Alif mengawini si perempuan buta. Selama berumah tangga, rezeki Alif selalu bertambah. Puncaknya, saat ia ditawari bekerja di perusahaan asing. Alif kemudian membeli rumah mewah, mobil mewah dan membangun sebuah panti asuhan. Sejak menjadi orang kaya, Alif sangat merindukan orangtua angkatnya. Ia ingin membalas kebaikan-kebaikan yang sudah menyekolahkannya sampai tamat SMA. Akhirnya, Ia pun ketemu Ibu dan bapak angkatnya. Dengan segala hormat, Alif meminta agar keduanya bersedia tinggal bersamanya. Istri Alif, si tuna netra cantik dan salehah juga menyampaikan kebahagiaannya bisa bersama mertua. Dua hari kemudian, tanpa disengaja, saat Alif sedang mengendarai mobilnya, Ia melihat kedua adiknya sedang istirahat, duduk melantai di samping mobil rusak di pinggir jalan. Alif segera turun. Setelah menyapa, Alif dengan sopan mengajak Didit dan Lala tinggal di rumahnya. "Didit dan Lala, kamu menderita seperti ini karena kamu jahat, kamu durhaka kepada orangtua kita", kata Alif menasihati kedua adiknya. Sekarang naik ke mobil dan segera mohon maaf kepada Orangtua kita yang sedang menunggu.
Alif berhasil menyatukan keluarga. Alif kemudian membantu Didit dan Lala menjadi pengusaha sukses. Mereka hidup bahagia. The End.
Ada beberapa pelajaran yang dapat ditangkap dari bacaan tersebut :
1. Orgtua agar mendidik anak akhlak mulia, mengerjakan salat, sabar, keikhlasan, kemandirian. Ini dicontohkan Lukman sebagaimana firman Allah :
يٰبُنَىَّ أَقِمِ الصَّلَوٰةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ ﴿لقمان:١٧﴾
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”
2. Anak
Anak yg baik adalah yg menghormati orangtua. Setiap kebaikan yang dilakukan, Allah akan membalasnya berlipat ganda.
Sebaliknya, anak yang durhaka akan dibalas dengan siksa, siksa yang amat pedih.
Al-Qur'an menjelaskan :
Anak yg baik adalah yg menghormati orangtua. Setiap kebaikan yang dilakukan, Allah akan membalasnya berlipat ganda.
Sebaliknya, anak yang durhaka akan dibalas dengan siksa, siksa yang amat pedih.
Al-Qur'an menjelaskan :
وَوَصَّيْنَا الْإِنسٰنَ بِوٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِى وَلِوٰلِدَيْكَ ﴾ إِلَىَّ الْمَصِيرُ ﴿لقمان:١٤
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
Pada Surah Ibrahim ayat 7 :
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
Pada Surah Ibrahim ayat 7 :
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
3. Ada ungkapan :
Kecantikan itu tidak di wajah tetapi ia adalah cahaya terletak di dalam hati.
الجمال ليس في الوجه. الجمال هو النور في القلب.
4. Siapa yang mengenal Tuhannya, Ia akan melihat segala sesuatu yang ada dalam kehidupan ini indah
من عرف ربهُ رأى كل ما في الحياة جميلاً.
Kecantikan itu tidak di wajah tetapi ia adalah cahaya terletak di dalam hati.
الجمال ليس في الوجه. الجمال هو النور في القلب.
4. Siapa yang mengenal Tuhannya, Ia akan melihat segala sesuatu yang ada dalam kehidupan ini indah
من عرف ربهُ رأى كل ما في الحياة جميلاً.
Alif yang telah digambarkan, adalah Alif yang dibuang, Alif yang tidak dihargai, tetapi Alif yang tulus, Alif yang cerdas, saleh, mandiri. Meskipun ia diperlakukan oleh Orangtuanya berbeda dengan saudara-saudaranya, ia tidak dendam. Segala perlakuan negatif dan tidak wajar dari orangtua angkat dan saudara angkatnya yang diterimanya tenggelam karena rasa cintanya yang mendalam kepada mereka. Jasa baik yang sudah diterima tidak pernah dilupakan. Alif membalasnya dengan kebaikan berlipat ganda.
والله اعلم بالصواب
Ternate, Selasa, 30 Januari 2018
Ternate, Selasa, 30 Januari 2018
Comments
Post a Comment